Lawang (MTsN 3 Malang) – Suasana haru dan penuh kehangatan mewarnai acara pelepasan mahasiswa Asistensi Mengajar (AM) dari Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang yang telah menyelesaikan tugas asistensinya di MTsN 3 Malang. Kegiatan ini menjadi penutup dari rangkaian proses pendampingan mengajar selama beberapa bulan terakhir, yang diwarnai dengan kolaborasi, pembelajaran, dan pengalaman berharga bagi para calon pendidik.
Ardhani, selaku perwakilan mahasiswa AM, menyampaikan sambutannya dengan penuh rasa syukur dan haru. Ia mengungkapkan bahwa dirinya dan rekan-rekan tidak pernah menyesal ditempatkan di MTsN 3 Malang. “Kami akan kembali ke kampus untuk melanjutkan tugas kami sebagai mahasiswa, namun hati kami tertinggal di sini. Terima kasih yang mendalam, khususnya kepada Ibu Kepala Madrasah yang telah melayani kami dengan sepenuh hati, sebagaimana slogan MTsN 3 Malang,” ucapnya. Ia juga memohon maaf atas segala tutur kata dan perilaku selama berada di madrasah, serta mengungkapkan bahwa pengalaman yang didapat di MTsN 3 Malang sangatlah berharga dan tak terlupakan.
Dosen pembimbing lapangan, M. Ibnu Ahmad, turut memberikan sambutan. Ia menegaskan bahwa calon guru harus mampu berperan di tempat yang tepat. “Madrasah harus menjadi institusi kelas satu. Dan saya melihat MTsN 3 Malang adalah sekolah yang keren—bahkan mungkin lebih hebat dari sekolah-sekolah lain,” ujarnya. Ia berharap komunikasi antara guru pamong dan mahasiswa AM tetap terjalin, serta membuka kesempatan jika mahasiswa ingin kembali untuk keperluan penelitian. “Kami mengucapkan jazakumullah khairan katsiran kepada seluruh jajaran MTsN 3 Malang yang telah menjadikan tempat ini sebagai rumah kedua bagi mahasiswa kami.”
Kepala MTsN 3 Malang, Hj. Warsi, dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada UIN Malang yang telah mempercayakan mahasiswa terbaiknya untuk turut mendampingi proses pembelajaran di madrasah. “Kami bangga karena mereka telah mampu menyesuaikan diri dengan budaya kerja MTsN 3 Malang. Mereka bukan hanya mahasiswa, mereka sudah layak disebut sebagai guru,” tuturnya. Ia juga menyambut baik jika mahasiswa ingin kembali melakukan penelitian. “MTsN 3 Malang saat ini sedang menjadi piloting Kurikulum Berbasis Cinta (KBC). Jika ingin meneliti, kami sangat terbuka.”
Mengakhiri sambutannya, Hj. Warsi menyampaikan salam hormat kepada pimpinan UIN Malang serta permohonan maaf jika selama proses pendampingan terdapat kekurangan. “Tidak ada guru yang biasa di MTsN 3 Malang, oleh karena itu, mahasiswa AM ini pun kami anggap sebagai guru luar biasa.”
Kegiatan pelepasan ini ditutup dengan penyerahan cinderamata dan foto bersama. Momen ini menjadi penanda berakhirnya masa asistensi mengajar sekaligus awal dari ikatan kekeluargaan yang akan terus terjalin antara UIN Malang dan MTsN 3 Malang.