Probolinggo (MTsN 3 Malang). Sabtu (27/4) MTsN 3 Malang ngangsu kaweruh pada satuan pendidikan yang menyatakan sebagai “balita” penyelenggara Sistem Kredit Semester (SKS), salah satu alasan terpilihnya madrasah yang berlokasi di Kota Probolinggo antara lain yaitu rekomendasi dari Kasubdit Kurev sebagai “follow up” dari pelaksanaan workshop UKBM beberapa pekan lalu. Sambutan hangat Siti Fatimah yang akrab dipanggil bu Fatim selaku kepala madrasah mampu menambah energi bagi para guru dan pegawai MTsN 3 Malang untuk menimba aplikasi penyelenggaraan SKS. “Kita bersyukur bisa bertemu dengan srikandi yang lembut dan santun tutur kata namun perkasa dalam juangnya. Adalah tidak mudah dan butuh energi ekstra untuk sukses menjadi madrasah rujukan pelayanan SKS berbasis UKBM, tentunya didukung oleh seluruh stakeholder yang luar biasa,” ungkap Warsi selaku kepala MTsN 3 Malang.
Bertemu dengan masing-masing bidang penangung-jawab SKS, mengorek segala info terkait tupoksi, dilaksanakan dengan serius oleh masing-masing pengurus penyelenggara SKS. Sambil menyelam minum air, sekali dayung dua tiga pulau terlampaui adalah ungkapan yang tepat bagi rombongan MTsN 3 Malang dalam studi banding ke MAN 1 Kota Probolinggo. Ilmu tentang SKS didapat, ilmu tentang adi wiyata juga diperoleh. Madrasah asri nan hijau ini sukses menjalankan adi wiyata diantaranya juga karena peran pemerintah yang terus menerus memantau, merangkul dan mensupport keistiqomahan dalam menghidupkan budaya adiwiyata di sekolah. Taman dengan pemanfaatan lahan sekecil mungkin untuk mengkampanyekan hidup sehat dan lingkungan hijau. Bahwa kampanye hemat energi di setiap sumber energi (air, listrik, angin) diberlakukan bukan hanya sebagai slogan tapi juga cerminan karakter berwawasan global. Sebagai juara 1 UKS tingkat provinsi menjadikan budaya hidup sehat tertanam kuat di semua elemen warga madrasah. Penataan UKS yang dibuat terbuka, menjadi pusat kampanye kesehatan. Bukan hanya label Adi wiyata yang dikembangkan namun GEMAS gerakan madrasah sehat juga sudah disematkan
Dalam menerjemahkan GELEM Gerakan Literasi Madrsah MTsN 3 Malang yang sudah mempublish hampir 10 buku juga mendapat inspirasi tambahan dari kunjungan ini. MAN 1 Probolinggo menerapkan semua ekstrakurikuler harus menghidupkan mading kegiatan. Juga literasi diri (cermin diri, sudah rapikah aku?) sudah siapkah aku belajar dan mengajar?) ada di setiap sudut titik kumpul yang terbaca banyak orang. Publikasi setiap kegiatan getol dilaksanakan senyampang menghidupkan literasi baca dan tulis. Literasi juga ditunjukkan melalui produk hasil per ekstrakurikuler, per kelas, per kegiatan. Bank sampah bukan hanya reduce, reuse, dan recycle tetapi juga menciptakan produk pakai. Mari berguru pada siapa saja, merunduk dan tawadhuk namun tetap berkualitas sebagai insan lil muttaqiina imaamaa. (zm/IN)