Lawang (MTsN 3 Malang). Salah satu materi dari In House Training (IHT) Disiplin Positif yang dilaksanakan pada Sabtu (19/11), yaitu konsekuensi logis. Kepala MTsN 3 Malang menjelaskan pendekatan disiplin positif mengisyaratkan bahwa hukuman harus dirubah dengan konsekuensi logis, karena konsekuensi logis berfokus solusi serta memberikan penguatan dan dorongan positif kepada peserta didik, jelas Hj. Warsi.
Dilanjutkan oleh Hj. Warsi bahwa konsekuensi logis merupakan aspek keterampilan yang mengefektifkan proses mendidik dan membina peserta didik; dan bertujuan untuk membangun kesadaran dan tanggung jawab peserta didik serta mendorong pemikiran dan perilaku positif yang menetap pada peserta didik. Oleh karena itu, kepala MTsN 3 Malang mengajak para pendidik dan tenaga kependidikan untuk dapat menerapkan konsekuensi logis dalam mendisiplinkan peserta didik, tujuannya untuk mendukung terwujudnya, madrasah yang ramah anak, aman, nyaman dan bahagia tanpa kekerasan, ujar Hj. Warsi.
Senada dengan Hj. Warsi, Himyatul Amanah selaku fasilitator madrasah menambahkan bahwa konsekuensi logis adalah tindakan yang diambil sebagai akibat dari tindakan atau sikap peserta didik yang tidak sesuai aturan dan prosedur, sebagai contoh: ketika terdapat anak membuang sampah sembarangan, hukumannya bukan membersihkan ruangan kelas atau halaman, namun konsekuensi logisnya yaitu memungut kembali dan membuang sampah pada tempatnya, ungkap Himyatul Amanah.
Fasilitator Disiplin Positif menambahkan bahwa terdapat beberapa langkah-langkah dalam penerapan konsekuensi logis, yaitu: tunjukkan empati dan kepedulian, dalami penyebab dan tindakan negatif anak, mintakan pendapat anak terkait dampak dari tindakan negatifnya, berikan contoh dampak, tegaskan pembelajarannya, dialogkan pilihan solusi untuk mengatasi penyebab dan dampaknya, bangun kesepakatan dengan anak untuk penerapan solusi pilihan, dialogkan apa yang akan dilakukan bila kesepakatan dilanggar lagi, tegaskan kesepakatan dan beri motivasi untuk anak, dan yang terakhir berikan dorongan dan penguatan positif kepada anak, jelas Ahmad Sulton.
Sementara itu Febri Hidayati menjelaskan bahwa terdapat 4 prinsip dalam menggunakan konsekuensi logis yaitu yang pertama yaitu Related yang berkaitan dengan Sebab dan akibat dari perilaku negatif anak, kedua Respectfull Menghargai hak-haknya sebagai anak, ketiga yaitu Reasonable yang berarti arus masuk akal atau dapat dilakukan anak, dan yang terakhir Helpfull yaitu untuk menolong anak memperbaiki perilakunya dan bertanggungjawab, tutur Febri Hidayati.
Indah Afifah memberikan pesan kepada para peserta IHT ketika akan menerapkan konsekuensi logis, bahwa konsekuensi tidak boleh membuat anak merasa bahwa mereka adalah anak yang nakal, jahat dan tidak memiliki kemampuan, berikan pemahaman terlebih dahulu kepada anak, lakukan dialog kepada anak dampak dari tindakan tidak tepat yang dilakukan anak. Selain itu hal yang perlu diperhatikan dalam memilih konsekuensi logis yaitu para pendidik tidak boleh hanya fokus pada bentuk konsekuensi tapi pada kesadaran anak, solusi dan pengalaman belajarnya, tandas Indah Afifah. (abft)