Lawang (MTsN 3 Malang) – Bertepatan dengan hari ke 17 bulan Ramadhan, Kamis (28/03), civitas akademika MTsN 3 Malang memperingati Nuzulul Quran. Diikuti oleh seluruh pendidik dan tenaga kependidikan serta perwakilan peserta didik dari mahad, kegiatan tersebut menghadirkan KH. Nur Hadi yang berasal dari Jombang.
Kegiatan diawali dengan hataman Al-Qur’an sebanyak 40 kali khatam oleh seluruh warga madrasah dan dilanjutkan dengan pembacaan Maulid Diba’ oleh Santri Putra dan Putri dan Penampilan Ishari oleh Santri Putra Ma’had Islam Riyadhatul Uqul (Misriu) MTsN 3 Malang.
Memasuki kegiatan inti, Hj. Warsi selaku kepala madrasah mengawali sambutan dengan membacakan cuplikan doa khotmil Qur’an, Allaahummarhamna bil Quran. Waj’alhu lana imaama wa nuran wa hudan wa rohman. Ya Allah rahmatilah kami dengan Al-Qur’an, jadikan Al-Qur’an Imam, Cahaya, petunjuk dan rahmat bagi kami. Oleh karena itu semoga momentum Nuzulul Qur’an saat ini menjadi indikasi ijabahnya doa, ungkap Hj. Warsi.
Hj. Warsi melanjutkan bahwa dengan rahmat dari Al-Qur’an yang menjadi teman kita di dunia sehingga langkah juang kita lurus, selamat dan Al-Qur’an menjadi sebab ringannya lisan kita bertutur kebaikan dan hikmah sehingga apa yang kita sampaikan tembus menyentuh sanubari diri kita dan anak didik kita, juga menjadi penghibur di alam kubur, tatkala kita sendiri berselimut dingin dan menjadi sahabat yang menghibur dan menerangi kita dalam kubur, dan pada puncaknya nanti di akherat Allah menjadikan Al-Qur’an sebagai barqun kilat yang mengantar kita menuju surga dengan cepat dan selamat, jelas kepala MTsN 3 Malang.
Sementara itu, mengawali mauido hasanah nya, KH. Nur Hadi, memberikan apresiasi kepada santriwan-santriwati yang telah memuliakan Al-Qur’an dengan menghafalkan Al-Qur’an, apalagi jika mengamalkan Al-Quran, InsyaAllah akan membawa keberhasilan hidup, karena Al-Qur’an merupakan sumber dari ilmu. Oleh karena itu, ide dari kepala MTsN 3 Malang ini sangat luar biasa yang memberikan pelayanan kepada siswa tahfid untuk tinggal di mahad, jelas Kiai yang akrab disapa Mbah Bolong.
Selain itu, pengasuh Ponpes Falahul Muhibbin, Jombang tersebut juga turut mengapresiasi penampilan santri pria yang membacakan sholawat dengan melestarikan serta mempopulerkan seni hadrah Ishari, seni hadrah Ishari adalah kesenian Islami kekayaan Indonesia yang telah menjadi bagian sejarah masyarakat santri menghadapi penjajahan dan juga kolonialisme, oleh karena itu seni hadrah Ishari adalah warisan budaya Islam Nusantara yang harus kita lestarikan dan kita dukung perkembangannya, ungkap KH. Nur Hadi.
Melanjutkan mauidoh hasananya, KH. Nur Hadi menjelaskan bahwa semua hal yang berinteraksi dengan Al-Qur’an menjadi istimewa. Contohnya Nabi Muhammad SAW adalah manusia yang menerima Al-Qur’an menjadi manusia yang paling mulia, Malaikat Jibril adalah malaikat yang membawa Al-Qur’an menjadi malaikat yang paling mulia. Bulan suci Ramadan, bulan yang didalamnya turunnya Al-Qur’an menjadi bulan yang mulia dan istimewa. Begitupun juga dengan malam yang paling mulia, yaitu malam lailatul Qodar. Oleh karena itu siapa saja yang berinteraksi dengan Al-Qur’an maka akan mendapatkan keistimewaan, jelas KH. Nur Hadi.
Terakhir, mbah bolong berpesan kepada seluruh warga madrasah yang hadir untuk menghargai, menghormati serta mengikuti ajaran al Quran dan hadis, karena segala sesuatu yg memuliakan Al-Quran akan mulia. Teruntuk santri mahad misriu, mbah bolong mengingatkan wasiat Imam Malik kepada Imam Syafi’i, yaitu “Wahai Muhammad (Imam Syafi’i), jadikan ilmumu seperti garam dan jadikan akhlak dan adabmu seperti tepung.” Maksudnya adalah mencari ilmu secukupnya saja, lalu perbanyak mempelajari adab dan akhlak, tutup KH. Nur Hadi. (abft)