Lawang (MTsN 3 Malang) – Malang, 31 Agustus 2023 Dalam sebuah pertemuan yang penuh semangat kolaborasi di MTsN 3 Malang, kepala Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Wathan, Khairul Wathoni, S.Pd., M.A.P, menyampaikan pentingnya eksistensi madrasahnya dalam menghadapi tantangan unik di Kabupaten Lombok Timur. Berada di dekat kawasan hutan lindung Gunung Rinjani, madrasah ini memahami pentingnya lingkungan kondusif untuk pembelajaran, sebagaimana yang dimiliki oleh MTsN 3 Malang.
Namun, tantangan khusus yang dihadapi oleh Madrasah Nahdlatul Wathan adalah jumlah peserta didik yang tidak memenuhi kuota ideal. Meskipun demikian, dengan semangat dan komitmen spiritualitas pendidik, manajemen madrasah tetap berjalan. Hal ini sejalan dengan perhatian masyarakat yang masih perlu ditingkatkan terhadap pendidikan lanjutan.
Masalah sosial, seperti perencanaan reproduksi yang tidak sehat, juga berdampak negatif terhadap populasi peserta didik di tingkat MTs. Upaya untuk mengatasi masalah ini, MTs Nahdlatul Wathan menjadi madrasah perjumpaan yang mementingkan kenyamanan antara peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan. Program literasi yang melibatkan pembaca, penyimak, dan apresiator dikembangkan dengan semangat silaturahmi yang kuat, menggabungkan aspek spiritualitas, edukasi, dan komunikasi personal.
Salah satu aspek istimewa yang menonjol adalah program akselerasi di madrasah ini, dengan penekanan pada pembelajaran bahasa Inggris, matematika, dan sains. Program ini memberikan fondasi yang kuat untuk potensi madrasah menjadi penyelenggara Program SKS di masa depan.
Kepala MTsN 3 Malang dengan hangat menyambut kedatangan Madrasah Nahdlatul Wathan, mengakui nilai-nilai kolaboratif dalam dunia pendidikan. Ia memberikan dorongan yang luar biasa kepada para tamu studi tiru, Ibu Hj. Warsi, M.Pd., kepala madrasah tuan rumah. Ibu Warsi memberikan peluang luas bagi kerja sama dalam memantapkan penyelenggaraan Program SKS, serta menegaskan bahwa potensi akselerasi madrasah dapat menjadi dasar bagi program yang lebih inklusif.
Ibu Warsi menunjukkan keyakinan bahwa konfigurasi durasi belajar 2 dan 3 tahun bisa ditempuh dengan pendampingan optimal, dan menghargai keputusan peserta didik serta orang tua dalam memilih konfigurasi yang sesuai. Dengan pengalaman MTsN 3 Malang sebagai contoh, yang telah berhasil mengalihkan program akselerasi menjadi Program SKS yang fleksibel, MTs Nahdlatul Wathan diberi inspirasi untuk menjadikan niatnya untuk menjadi madrasah penyelenggara SKS menjadi kenyataan.
Semua komponen edukatif di MTsN 3 Malang, mulai dari standar kurikulum, proses pembelajaran, pembiayaan, manajemen, hingga output dan outcome, telah mengikuti pedoman SKS yang dikeluarkan oleh KSKK Kemenag RI. Dengan komitmen dan kerja sama yang kuat, Madrasah Nahdlatul Wathan berharap dapat segera memiliki status resmi sebagai madrasah penyelenggara Program SKS, demi kemajuan pendidikan di wilayahnya.
Dalam pertemuan ini, sinergi antara Madrasah Nahdlatul Wathan dan MTsN 3 Malang mencerminkan semangat kolaboratif dalam menghadapi tantangan pendidikan modern. Dengan penuh antusiasme, kedua ma-drasah berkomitmen untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan inklusif bagi generasi muda, membangun pondasi kuat bagi masa depan yang lebih baik. (rhm)