Lawang (MTsN 3 Malang). Kurikulum Prototipe yang selanjutnya berubah nama menjadi Kurikulum Merdeka di tahun 2022, menjadi cikal bakal hadirnya kurikulum pendidikan nasional yang akan diberlakukan dan menjadi acuan untuk seluruh satuan pendidikan. Oleh karena itu, MTs Negeri 3 Malang berkolaborasi dengan MTs Al-Ma’arif Singosari mengawali dengan melaksanakan sosialisasi kurikulum prototipe kepada kepala madrasah yang tergabung dalam Kelompok Kerja Madrasah (KKM) serta pendidik dan tenaga kependidikan.
Kepala MTs Negeri 3 Malang menjelaskan bahwa kegitan sosialisasi tersebut, sebagai persiapan madrasah sebelum secara resmi diimplementasikan kurikulum prototipe. Selain itu, Hj. Warsi juga mengungkapkan bahwa tujuan dilaksanakan kegiatan sosialiasasi tersebut adalah untuk mengetahui sumber daya yang dimiliki madrasah dalam mensukseskan kurikulum prototipe yang pada hasilnya sebagai peningkatan kualitas lulusan program pendidikan yang unggul, berdaya saing tinggi, menunjukkan kapasitas dan ketangguhan diri dalam memasuki perkembangan kehidupan yang dinamis dan perubahan yang disruptif di masa depan, ungkap Hj. Warsi.
Bertempat di aula gedung asrama putri, Selasa (24/05) MTs Negeri 3 Malang dengan MTs Al-Ma’arif Singosari, menghadirkan narsumber dari perguruan tinggi di Kota Malang. Selain itu, hadir juga Kakankemenag Kab. Malang dengan didampingi Kasi. Pendidikan Madrasah Kemenag kab. Malang. Dalam sambutannya Kakankemenag kab. Malang mengungkapkan bahwa MTs Negeri 3 Malang memang sudah selayaknya pada tahun 2022 untuk menerapkan kurikulum prototipe, karena dalam berbagai hal baik itu sumber daya manusia serta sarana dan prasarana sudah sangat mencukupi untuk menerapkan Kurikulum Merdeka sebagai sebuah nama kurikulum sekolah sebagaimana disampaikan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi saat menyampaikan kebijakan pendidikan Episode ke 15 Kebijakan dan Program Merdeka Belajar, ungkap H. Mustain.
Senada dengan Kakankemenag Kab. Malang, H. Ode Saeni Al-Idrus selaku Kasi Pendma Kemenag Kab. Malang, menjelaskan bahwa tidak semua sekolah/madrasah siap untuk menerapkan kurikulum merdeka pada tahun 2022, Artinya bagi sekolah/madrasah biasa yang bukan sekolah penggerak bila ingin dan siap menerapkan Kurikulum Merdeka dibolehkan menjalankannya. Namun, Bila belum siap, maka sekolah/madrasah dapat menerapkan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Darurat. Oleh karena itu, Kasi Pendma berpesan bagi seluruh peserta sosialisasi untuk mengikuti dengan serius dan bertanya kepada narasumber apabila ada yang masih kebingungan, ungkap H. Ode Saeni Al-Idrus.
Kegiatan sosialisasi dilaksanakan dengan mengikuti penjelasan oleh Nur Fajar Arief, selaku narasumber. Dalam keterangannya, Nur Fajar Arief menjelaskan terdapat beberapa karakteristik dalam kurikulum prototipe, seperti; Adanya proporsi profil pelajar Pancasila yang didasari iman, berkebinekaan, gotong royong, mandiri dan daya pikir kritis. karakteristik lainnya seperti ada capaian pembelajaran yang nantinya sebagai integrasi antara sikap dengan keterampilan.
Sementara itu, Kata Nur Fajar, untuk jumlah jam lebih fleksibel, jadi sekolah yang menentukan, sekaligus sebagai kesempatan siswa dalam menentukan secara mandiri pelajaran apa yang ingin diperdalam. Fajar menambahkan, nantinya juga akan ada basis tematik yang dilakukan. Bahkan dalam sistem prototipe ini, nantinya model pembelajarannya kooperatif berbasis proyek. Pelajaran yang nantinya ditambahkan terkait pelajaran informatika. Lalu untuk pelajaran IPA dan IPS nantinya akan dijadikan satu menjadi IPAS, ungkap Wakil Direktur Pascasarjana 1 Universitas Islam Malang. (abft)